Pengertian NAT dan PAT

Share:
Pengertian NAT dan PAT
  • NAT (Network Address Translation)merupakan suatu metode untuk menghubungkan lebih dari 1 pc pada jaringan lokal ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP publik.
  • PAT (Port Address Translation)merupakan suatu metode untuk menghubungkan beberapa port yang diakses pada jaringan lokal ke jaringan internet menggunakan satu alamat IP publik sesuai dengan port yang diakses.

Alasan menggunakan NAT pada jaringan

  1. Menghemat IP legal yang diberikan oleh ISP
  2. Mengurangi terjadinya duplikasi IP address pada jaringan
  3. Menghindari proses pengalamatan kembali pada saat jaringan berubah
  4. Meningkatkan fleksibilitas untuk koneksi ke internet
 TERMINOLOGI  IP NAT :
Ø Bit      : satu bit sama dengan satu digit; bernilai 1 atau 0 
Ø Byte   : satu byte sama dengan 7 atau 8 bit
Ø Octet  : terdiri atas 8 bit, yang menggunakan bilangan biner 8 bit umumnya. Pada bab ini, istilah byte dan octet bisa saling di pertukarkan alamat.
Ø Alamat Network : di gunakan dalam routing  untuk menunjukkan pengiriman paket ke remote Networl sebagai contoh, 10.0.0.0, 172.16.0.0 dan 192.168.10.0.
Ø Alamat Broadcats : alamat yang digunakan oleh aplikasi dan hots untuk mengirim informasi kesemua titik di dalamt jaringan di sebut Alamat Broadcats. Contoh 255.255.255.255.yang berati semua jaringan, 172.16.255.255 yang berati semua subnet dan hots  pada Network 172.16.0.0, dan 10.255.255.255. yang berati broadcats ke semua subnet dan hots pada jaringan 10.0.0.0
Skema Hierarki pegalamatn IP
                Alamat IP terdiri atas 32 bit informasi. Bit ini terbagi menjadi 4 bagian. Yang  dikenal sebagai octec byte, dimana masing-masing terdri atas satu byte (8 bit). Anda bisa menggambarkan pengalamata Ip dengan 3 metode.
·         Dotted-decimal seperti 172.16.30.56.
·         Biner seperti 10101100.00010000.00011110.00111000.
·         Heksa Decimal, seperti AC .10.1E.38

NAT STATIC

NAT Static digunakan untuk menerjemahkan 1 IP lokal ke 1 IP global ataupun sebaliknya, biasanya disebut one to one mapping. Misalnya di kantor ada FTP Server dengan IP 192.168.2.100 yang tentunya IP Address tersebut hanya bisa diakses dari LAN saja karena IP nya private. Tetapi bila kita berada di luar kantor ingin tetap bisa mengakses FTP Server tersebut, maka dibuatlah NAT Static dengan mengalokasikan suatu IP Public untuk FTP Server tersebut, misalnya IP 27.50.25.200, maka template konfigurasinya sebagai berikut ini:

conf t
ip nat inside source static [ip lokal] [ip global]
int [interface ke arah internet/global]
ip nat outside
int [interface ke arah private/lokal]
ip nat inside

contoh konfigurasi:
conf t
ip nat inside source static 192.168.2.100 27.50.25.200
int s0/0/0 <——- misal s0/0/0 interface router ke arah internet
ip nat outside
int fao/o <——- misal fa0/0 interface router ke arah lokal
ip nat inside

Bila ada server lain yang juga ingin bisa diakses dari internet, maka tambahkan baris NAT Static-nya lagi.

NAT DYNAMIC & DYNAMIC OVERLOAD (PAT)

NAT Dynamic digunakan untuk menerjemahkan beberapa IP lokal ke beberapa IP global ataupun sebaliknya. Proses penerjemahannya secara dynamic, jadi pada translasi IP nya tidak selalu sama seperti NAT Static. Ketidakefektifan pada NAT Dynamic adalah jumlah IP global yang dibutuhkan untuk mentranslasikan IP lokal harus sama (n to n mapping), misalnya kita ingin mentranslasikan 10 IP lokal ke global maka dibutuhkan 10 IP global/publik. Jika kita punya 11 IP Private, tapi hanya punya 10 IP Publik sudah dapat dipastikan bahwa ada 1 IP Private yang tidak dapat ditranslasikan pada saat yang bersamaan.

Untuk menanggulangi ketidakefektifan NAT dynamic, muncullah solusi baru yakni NAT Dynamic Overload atau yang biasa dikenal dengan nama Port Address Translation (PAT). Pada NAT Overload jumlah IP publik yang dibutuhkan tidak harus sama dengan jumlah IP Private yang mau ditranslasikan (n to m mapping), bahkan hanya dengan menggunakan 1 IP publik kita dapat mentranlasikan banyak IP Private.

Untuk konfigurasi di router cisco antara NAT dynamic dan dynamic overload tidak ada perbedaan, hanya perlu menampahkan kata kunci ” overload “ untuk mengaktifkan fungsi NAT dynamic overload.

Template konfigurasinya sebagai berikut:

a. Buat ACL untuk IP private yang akan ditranslasikan
access-list [nomor acl] permit [network address lokal] [wildcard mask lokal]

b. Buat NAT Pool untuk ip global/publik yang akan digunakan untuk mentranslasi IP private
ip nat pool [nama pool] [ip global terendah] [ip global tertinggi] netmask [subnet mask ip global]

c. Terapkan translasi dynamic menggunakan access list dan IP pool yg telah kita buat
ip nat inside source list [nomor/nama acl] pool [nama nat pool] overload

d. Tentukan interface NAT outside dan inside nya
int [interface ke arah internet/global]
ip nat outside
int [interface ke arah private/lokal]
ip nat inside

Sebagai contoh, misal kita punya ip publik 200.200.200.2 -  6 /29 yang ingin digunakan untuk mentranslasikan ip publik 192.168.100.0/24, maka konfigurasinya sebagai berikut:

conf t
access-list 1 permit 192.168.100.0 0.0.0.255
ip nat pool coba 200.200.200.2 200.200.200.6 netmask 255.255.255.248
ip nat inside source list 1 pool coba overload
int s0/0/0 <——- misal s0/0/0 interface router ke arah internet
ip nat outside
int fao/o <——- misal fa0/0 interface router ke arah lokal
ip nat inside

Catatan

- IP Publik yang ingin digunakan untuk NAT harus belum digunakan/terpasang di interface yg terhubung dengan internet
- IP Publik yang ingin digunakan untuk NAT harus terbaca oleh routing dari internet